Pengamatan Kelompok Sosial Pelestari Jamu di Desa Tambah Mulyo
Saya melakukan penelitian ini secara langsung di salah satu rumah pembuat jamu di desa Tambah Mulyo, dukuh Blangkean. Pada tanggal 14 Oktober tahun 2023. Bersama narasumber / penjual jamu beliau adalah Ibu Rubinah. Berikut adalah hasil wawancara saya dengan beliau :
-Sejarah berdirinya kelompok sosial pelestari jamu
Ibu Rubinah pertama kali membuat dan menjual jamu pada tahun 1999 pada saat umur 27 tahun. Mula mula ibu Rubinah membuat jamu atas dasar ingin membantu Suami mencari nafkah dan juga karena latar belakang ibu Rubinah sejak dari neneknya adalah pembuat jamu di Kota Solo.
-anggota kelompok sosial pelestari jamu
Ibu Rubinah memberikan informasi bahwa anggota kelompok sosial pembuat jamu di rumahnya adalah dibantu oleh suami dan anak. Ibu Rubinah juga bilang bahwa beliau di luar rumah juga bergabung dengan komunitas pembuat jamu se-Jakenan dengan awal berdirinya masih 3 orang saja dan itu semua dari desa Tambah Mulyo. Ketiga orang tersebut adalah :- Ibu Rubinah
-Ibu Umbar wati
-Ibu Hartini
Komunitas ini kerap dipanggil oleh kecamatan untuk mengikuti Lomba pembuatan jamu.
-Masalah yang dihadapi kelompok sosial pelestari Jamu
Adalah semakin mahalnya bahan bahan untuk membuat jamu. Oleh karena itu para pembuat jamu terpaksa menaikan harga jamu jamu mereka.
-Cara Cara menyelesaikan masalah
Dengan memperbanyak penanaman bahan bahan dalam pembuatan jamu. Supaya harganya bisa lebih murah. Adapun juga bisa mengenalkan jamu ke kalangan anak anak muda supaya kian digemari dan diminati oleh banyak orang.
-Harapan kelompok sosial pelestarian jamu
Harapan pribadi dari Ibu Rubinah sendiri untuk para pelestari jamu adalah semoga jamu kian diminati oleh masyarakat dan harga bahan pembuatan jamu bisa kembali normal.
Saya datang ke Rumah ibu Rubinah pada saat ba'da maghrib saat itu ibu Rubinah sedang merebus bahan bahan yang akan digunakan untuk membuat jamu. Beliau memberitahu kepada saya jadwal ibu Rubinah untuk membuat jamu yaitu menyiapkan bahan bahan dimulai dari sore hingga maghrib dan dilanjutkan dengan membuat jamu pada saat pagi hari sekitar jam setengah 6 pagi dan mulai berjualan saat jam 7 pagi. Saya sempat datang 2 kali ke rumah ibu Rubinah, karena pada saat wawancara ba'da maghrib saya lupa untuk berfoto dengan beliau dan pada jam 6 pagi saya datang kembali ke rumah beliau untuk berfoto. Hehehe :)
Itu saja Pengamatan terhadap kelompok sosial pelestarian jamu yang saya lakukan di desa saya.
Penulis adalah seorang siswa SMA N 1 JAKENAN yang tengah duduk di bangku kelas XI-7 , nama penulis adalah Mohammad Zaenal Abidin dengan nomer absen 21.